Senin, 20 Desember 2010

DAJJAL SUDAH ADA DI SEBUAH PULAU

Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau.” Fathimah mengatakan: “Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan.” “Ya, berikan aku hadits itu,” jawab Asy-Sya’bi
Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya.’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.

Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Mereka mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan): ‘Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.’ Tamim mengatakan: ‘Ketika dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan.’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan.’

Lalu orang itu mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan.’

Kami mengatakan: ‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’

‘Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?’ katanya.

Kami menjawab: ‘Ya.’

Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah.’

Kami jawab: ‘Tentang apa engkau meminta beritanya?’

‘Apakah masih ada airnya?’ jawabnya.

Mereka menjawab: ‘Danau itu banyak airnya.’

Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar1.’

Mereka mengatakan: ‘Tentang apanya kamu minta berita?’

‘Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?’ jawabnya.

Kami katakan: ‘Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani dengannya.’ Ia mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?’

Mereka menjawab: ‘Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).’

Ia mengatakan: ‘Apakah orang-orang Arab memeranginya?’

Kami menjawab: ‘Ya.’

Ia mengatakan lagi: ‘Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’ Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di sekitarnya dan mereka taat kepadanya.

Ia mengatakan: ‘Itu sudah terjadi?’

Kami katakan: ‘Ya.’

Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya. Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya (dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya.’

Fathimah mengatakan: ‘Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan: ‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah2, yakni Al-Madinah. Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?’

Orang-orang menjawab: ‘Ya.’

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan kepada kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak, bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur-.’

Fathimah mengatakan: “Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

(HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah)

1 Nama sebuah daerah di Syam.

2 Dalam riwayat lain beliau mengatakan: "Dan itu adalah Dajjal."

HIKMAH,TAUHID DAN TASAWUF

Sebenarnya, paket studi tasawuf kali ini merupakan lanjutan yang sifatnya pendalaman dari kajian-kajian terdahulu. Oleh karena itu, kita memfokuskan kajian ini untuk memahami satu visi, yang dikenal dengan visi Ataillah.
Di dalam tasawuf dikenal dan dibahas, misalnya visi Hallajiyah, visi Ibnu Arabiyah, visi Gazaliyah, dan visi Ibnu Taimiyah. Yang dibahas saat ini adalah visi Attaillah. Pendiri tasawuf 'Attaiyah ini adalah Attaillah.

Lengkapnya, ada yang membaca al-Sakandari dan ada yang membaca al-Iskandari karena orangnya mukim di Iskandaria, Mesir, yaitu satu kota wisata yang dahulunya kota tasawuf. Sebelum menjadi kota tasawuf Iskandaria adalah kota filsafat di zaman Romawi, jadi berkembang dari kota tasawuf menjadi kota wisata, yang jauh lebih bebas daripada Pantai Kute, Bali.
Memang benar bahwa Attaillah adalah seorang ulama terkenal di dunia tasawuf, bahkan karyanya yaitu al-Hikam, dikenal di seluruh dunia Islam. Ia wafat pada tahun 1309 (abad ke 14 M); makamnya ada di Kairo, Mesir; dan masih ramai dikunjungi orang.

Buah karya dari Syekh Attaillah ini, salah satu cirinya adalah puitis. Jadi, al-Hikam itu boleh dikatakan merupakan himpunan hikmah-hikmah yang digubah secara puitis dan indah. Pembicaraannya berkisar masalah tasawuf karena memang tasawuf itu sendiri sebenarnya adalah suatu keindahan.
Kemudian, di dalam dunia modern ini disebutkan adanya salon-salon kecantikan. Tetapi, salon kecantikan yang kita coba kaji sekarang ini adalah salon kecantikan hati nurani. Salon kecantikan hati nurani itu adalah tasawuf.
Jadi tasawuf, saya gambarkan sebagai gedung. Dan, di dalam gedung tasawuf itu ada orang-orang yang ingin memperindah hati nuraninya, mempercantik, mempersolek, dan masuk di situ untuk dirawat.

Di dalam gedung itu berisi orang-orang profesional, yang dalam istilah tasawufnya disebut "Mursyid". Mursyid adalah orang-orang profesional, perawat kecantikan hati nurani. Mursyid yang profesional yang termasur di antaranya adalah Imam al-Hasan al-Syadzili, guru Ataillah al-Sakandari.
Mereka, para profesional salon kecantikan (Mursyid) itu tidak berasal dari satu aliran saja. Tiap-tiap aliran itu mempunyai metode-metode tertentu.
Jadi, kalau dalam salon kecantikan itu - dalam arti salon biasa - ada metode metode dari Paris, London dan Tokyo, maka model rambut pun berbeda-beda, bahkan sampai kepada bedak yang dipakai itu juga berbeda-beda.
Begitu pula, sebenarnya kalau kita umpamakan dengan dunia tasawuf, memiliki metode-metode yang berbeda beda. Metode-metode ini namanya "tarekat". Misalnya, ada tarekat Syadziliyah, yang berarti metode Imam al-Syadzili di dalam merawat kecantikan hati nurani; ada tarekat yang namanya Iskandariyah; ada tarekat Rifaiyah, dan banyak macam. Di Indonesia saja ada sekitar 40 macam tarekat. Jadi gambarannya seperti itu.
Metode memperindah dan mempercantik hati nurani, atau dalam bahasa tasawuf disebut "qalbu", jelas bermuara pada upaya mendapatkan pedoman hidup. Yang menjadi pertanyaan pokok adalah, di mana seseorang mendapatkan pedoman hidup sehingga hidupnya teratur dan diridlai oleh Allah SWT.?
Di dalam buku al-Hikam karya Syekh Ataillah - yang dikaji ini - dihimpun hikmah-hikmah atau kata-kata hikmah.
Yang dimaksud dengan kata-kata hikmah itu adalah kata-katanya ringkas dan padat arti. Dengan demikian, kelebihan al-Hikam adalah karena memakai rumus puitis, misalnya:
Nuqshon al rajaa' 'inda wujuud al zalal.
Jadi, memakai sajak dan enak didengarkan. Ini adalah pembuka dari buku al-Hikam. Ataillah, dalam rangkaian kata-kata puitis tersebut berbicara tentang hubungan antara kerja dan harapan.
Al-amal berarti kerja dan al-rajaa' berarti harapan. Bagaimana hubungan antara harapan dengan kerja, atau sebaliknya, bagaimana hubungan antara kerja dengan harapan, atau bagaimana interaksi antara harapan dengan kerja? Ia memulai pembicaraan dari situ. Ini satu kata-kata hikmah, singkat tetapi sarat isi. Oleh karena itu, kita harus mengkaji lebih jauh, apa itu "amal" dan apa itu "harapan".

Al-zalal itu pedomannya, tetapi saya belum mengkaji sampai ke sana, hanya memberi gambaran. Di sini, kita akan berbicara tentang moral dan akhlak sebagai pedoman hidup dalam kaitannya dengan al-Hikam. Dalam hal ini, ungkapan pertama dan isi dari al-Hikam, yaitu tasawuf.
Namun, di dalam rangka membicarakan moral dan akhlak sebagai pedoman hidup, maka yang terlebih dahulu dikaji adalah mengenai hikmah, mengenai tauhid, dan mengenai tasawuf. Jadi paket kita adalah "Hikmah, Tauhid, dan Tasawuf", sehingga kita harus mengerti kata-kata hikmah, tauhid, dan tasawuf.

Kata "hikmah" ditemukan sebanyak 20 kali di dalam Al-Qur'an. Salah satu ayat yang paling menonjol adalah Qs. al Baqarah, 2: 269, "Yu'ti al-hikmata man yasyaa' wa man yu'ta al-hikmata faqad uutiya khairan katsfiran" (Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak).
Jadi, memang kata-kata hikmah ini diungkapkan. Akan tetapi, ada lagi tambahan bahwa pengertian kata-kata hikmah adalah ahkama yuhkimu. Sebelum menjadi ahkama yuhkimu, maka mujarat tsulaatsinya berdasarkan pada sharaf (gramatika Bahasa Arab)nya adalah hakama yahkumu, kemudian menjadi ruba'i, yaitu ahkama yuhkimu, masdarnya adalah hikmah. Ahkama berarti memperkukuh, memperkuat, sedangkan hakama artinya menetapkan, menetapkan sesuatu, atau memutuskan.
Oleh sebab itu, ada istilah hakim. Hakim itu adalah bahasa Arab, kemudian menjadi bahasa Indonesia. Hakim artinya seseorang yang berwenang menetapkan sesuatu, memberikan vonis. Kemudian, proses lanjutan adanya hakim yaitu adanya hukum, adanya hukuman, adanya kepastian hukum, dan sebagainya.
Berbicara mengenai dunia hukum adalah berbicara mengenai dunia kepastian. Jadi, adanya kepastian itu memang diperlukan sebagai satu pedoman hidup. Orang yang hidupnya stabil adalah orang yang mempunyai kepastian. Orang yang tidak mempunyai kepastian akan terombang-ambing di dalam hidupnya, mudah dipermainkan oleh segala macam godaan.

Dengan demikian, orang yang mempunyai kepastian pandangan hidup adalah orang yang bersikap kukuh di dalam kepastian yang dia pegang. Itulah orang yang sukses hidupnya dalam pandangan tasawuf.
Tegasnya, orang yang memiliki keyakinan begitu kuat, sehingga tahan banting maka ia termasuk di dalam kategori yang namanya istiqaamah. Arti istiqaamah adalah kontinuitas, berkesinambungan beramal, atau konsisten betul.
Jadi, itulah yang menyangkut tambahan pengertian saya mengenai kata "hikmah". Dan, semuanya tergambar di dalam butir-butir kitab al-Hikam.
Himpunan hikmah-hikmah ini adalah salah satu buku standar di dalam ilmu tasawuf dan ini digunakan oleh dunia Islam di mana pun. Bahkan, banyak ilmuan yang hafal kitab al-Hikam ini.
Terakhir yang memberikan komentar yang up to date adalah Syekh Abdullah al-Syarkawi, salah seorang mufti di Mesir. Kira kira dua ratusan tahun yang lalu. Yang up to date syarahnya dan sekarang ditulis oleh Prof. Dr. Abdul Halim Mahmud, Syekh al-Azhar yang telah wafat. Dia adalah guru Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Dia adalah syekh al-Azhar.

Di al-Azhar itu ada dua jabatan, yaitu Syekh al-Azhar dan Rektor al-Azhar. Syekh al-Azhar lebih tinggi daripada Rektor al-Azhar. Rektor itu hanya mengurusi soal administrasi, sedangkan syekh adalah tokoh ilmuwannya. Syekh al-Azhar itu di dalam protokoler negara Mesir sama dengan perdana menteri. jadi, terhormat sekali.
Sebenarnya, kitab al-Hikam adalah satu buku standar di dalam ilmu tasawuf. Tasawuf itu diibaratkan satu gedung yang indah, di dalamnya merupakan satu salon kecantikan untuk merawat kalbu atau hati nurani.
Hasil rawatannya itu disebut akhlaaq kariimah (moral yang luhur). Akhlak bisa mulia atau indah dan bisa buruk atau jahat. Begitu juga dengan moral, ada moral luhur dan ada moral bejad.
Jadi, moral itu acuannya, ada yang baik tetapi ada juga yang buruk. Begitu juga akhlak, ada akhlak yang mulia atau akhlaaq kariimah dan ada akhlak yang buruk atau akhlaq radii'ah.

Kemudian, ada istilah lain yang dipakai yaitu akhlaaq mahmuudah (moral yang terpuji) dan lawannya yaitu akhlaaq mazmuumah (moral yang tercela).
Akhlaaq (akhlak), padanannya di dalam bahasa asing adalah moral dan di dalam bahasa Indonesia adalah perilaku atau kelakuan. Kalau bahasanya yang dianggap modern adalah moral. Bahasa agamanya adalah akhlaaq.
Dalam hal ini, baik moral, perilaku maupun yang namanya akhlak' merupakan wujud sesuatu kondisi mental, yang dalam bahasa Arabnya disebut "haiatun fii al-nafsi". Bahkan, ditambahkan oleh para pakar dengan "haiatun raasihatunfii al-nafsi", yakni satu kondisi yang mantap yang mempengaruhi perilaku (moral). Dengan ungkapan lain, suatu kondisi mental yang mantap yang mempengaruhi moral orang.
Jadi, kalau yang mantap itu keburukan maka mentalnya menjadi buruk. Kalau yang mantap itu kebaikan maka moralnya menjadi luhur atau baik. Begitulah kondisi mental yang namanya moral. Dan, itu pula sebenarnya yang menjadi objek garapan dari ilmu tasawuf.

Untuk memudahkan penggambaran di atas, saya ingin memakai istilah dokter. Di dalam dunia kedokteran, seorang dokter selalu ingin menciptakan suatu kondisi kesehatan di dalam diri manusia. Dokter-dokter itu membantu menciptakan kondisi sehat di dalam diri manusia.
Pada dasarnya, manusia itu sehat tetapi karena berbagai faktor, misalnya, bisa dari faktor makanan, lingkungan dan bisa dari faktor air, maka kemudian manusia menjadi tidak sehat.
Demikian pula halnya dengan kondisi mental manusia yang pada dasarnya adalah baik. Hal ini ditegaskan di dalam QS. al-Tin (95): 4, "La-qad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiim" (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya). Ayat ini menggambarkan kondisi mental manusia yang seimbang, sehat, dan baik. Tetapi, karena berbagai faktor, misalnya, ada faktor iblis, hawa nafsu, kawan, lingkungan, dan faktor pendidikan, maka semua itu bisa menimbulkan gangguan kepada mental yang pada dasarnya baik menjadi sakit.
Oleh sebab itu, Al-Quran banyak berbicara mengenai "fii quluubihim maradhun", yang berarti, di dalam hati nurani mereka (manusia) itu ada penyakit.

Jadi, tasawuf ini tugasnya adalah menggarap, yaitu yang pertama, melakukan diagnosis, dalam bahasa tasawufnya disebut "tahliil al-qalb" atau "tahliil al-nafs", yakni memeriksa dahulu kondisi mental, sejauhmana ia sehat, sejauhmana ia mendapat gangguan.
Kemudian, yang kedua, dari hasil diagnosisnya itu disodorkanlah terapinya, yang disebut "dawaa` al-qalb" atau "dawaa' amraadh al-qalb". Di dalam rangka diagnosis tadi adalah chek up keadaan kondisi batin.
Salah satu di antaranya itu untuk mengantarkan kepada terapinya. Karena itu, untuk menjadikan kondisi hati nurani menjadi sehat dan cemerlang, maka dikenal salah satu upaya yang namanya "riyaadah" (training).
Jadi, semua orang yang masuk di dalam ruang tasawuf harus bersedia diperiksa, diuji kesehatannya untuk mendapat terapinya. Jalan menuju terapi itulah yang disebut riyaadah, yaitu ditraining. Kalau misalnya di dalam penyakit fisik telah ditemukan penyakitnya, maka itu harus dioperasi.
Orang yang mau diopersi harus berpuasa. Begitu juga, orang yang masuk dalam perawatan tasawuf disuruh berpuasa; yaitu paling sedikit, tiga hari; yang biasa-biasa, tujuh hari; yang kondisi rawan, empat puluh hari; dan yang kondisi gawat, enam puluh hari.
Jadi, bertingkat-tingkat. Riyaadah yang paling ringan, selain puasa adalah zikir. Zikir yang kontinu namanya "wirid' (wirid); dan wirid itulah riyaadah yang paling ringan.

Dalam pada itu, semua metode dari berbagai pakar atau mursyid-mursyid adalah berbeda-beda, misalnya, yang Syadzily, yang Rifa'iy, dan lain lainnya. Namun, kalau kita adakan studi pola dasarnya maka semua sama.
Pola dasar mengenai zikir hanya memiliki tiga unsur dan semuanya sama. Singkatnya, pola dasar zikir dalam dunia tasawuf itu semua sama. Yang pertama, istighfar; yang kedua, shalawat Nabi; dan yang ketiga, tahliil.
Tahliil, artinya mengucapkan zikir, "Laa i1aaha illaa Allaah". Jadi, ada istilah-istilah; kalau zikir yang ucapannya, "Laa i1aaha illaa Allaah" namanya tahliil; kalau zikir yang ucapannya, Allaahu Akbar" namanya takbiir; kalau zikir yang ucapannya, "Alhamdulillaah" namanya tahmiid; dan kalau zikir yang ucapannya, "Subhaanallaah" namanya tasbiih.

Perlu saya kemukakan bahwa kalimat "Laa i1aaha illaa Allaah", selain sebagai ucapan zikir, ia juga disebut "kahmat al-tauhid". Tauhid adalah puncak proses perawatan kalbu.
Oleh sebab itu, di dalam hadis Nabi dikatakan, "A'laaha laa ilaaha illaa Allaah". Maksudnya, puncak proses memfungsikan iman dalam diri manusia adalah pada saat manusia betul-betul menghayati makna Laa ilaaha illaa Allaah.
Berbicara mengenai proses, apakah sekedar mengucapkan, "Astagfirullaah" itu sudah cukup. Adakalanya seorang mursyid setelah melakukan diagnosis, dia mewajibkan pasien (murid)nya untuk membaca istigfar 1.000 kali, atau mungkin 10.000 kali sehari, dalam hal ini, tergantung dari diagnosis mursyid nya.

Kemudian, ditraining untuk mendapatkan suatu kondisi mental yang akan membentuk moral yang terpuji. Jadi, proses awal dimulai dari istigfar itu.
Apa sesungguhnya hakikat istighfar itu yang menjadi proses awal dari upaya mempercantik, memperindah hati nurani manusia.
Hakikat istigfar di dalam istilah tasawuf disebut "taubat". "Tobat" dalam bahasa Indonesia. Istigfar adalah formulasi tobat, tetapi hakikat yang menjadi tujuan adalah tobatnya itu. Kalau begitu, apa artinya taubat? Tobat, awalnya adalah keberanian manusia melihat dan mengoreksi dirinya.
Sebab, banyak manusia yang tahunya hanya mengoreksi orang lain, menunjuk-nunjuk orang lain, - dan itu memang pekerjaan paling gampang - tetapi kurang berani atau bahkan tidak berani melihat dan mengoreksi dirinya.
Jadi tasawuf itu, kalau mau memperbaiki moral, maka terlebih dahulu harus melihat diri sendiri. Di situlah pangkalnya tobat. Setelah melihat dirinya pasti akan melihat kekurangannya, karena setiap orang telah diberikan standar kebaikan.

Sekedar sebagai contoh, misalnya disusun satu daftar kebaikan, lalu diuji diri kita berapa poin dari 70 macam kebaikan yang sudah kita miliki. Kalau masih di bawah setengah maka berarti kita masih termasuk orang buruk, tetapi kalau mencapai di atas setengah maka berarti kita baru menjadi orang baik.
Jadi ada daftarnya, yang di dalam istilah tasawuf dinamakan, "muraaqabah" dan "muhaasabah". Kedua-duanya satu paket, yaitu melihat dahulu baru memperhitungkan. Ini merupakan teknik tasawuf.
Tekniknya, mencoba melakukan diagnosis yang muraaqabah, artinya menyoroti dahulu, tanya dahulu, periksa dahulu; kemudian adakan perhitungan. Misalnya, sekarang ini jam 11.00 dan mulai bangun jam 05.00. Daftarnya, jam 05.00, apa yang dikerjakan dan seterusnya sampai jam 11.00. Lalu, diuji dengan poinnya 1, 2, 3, 4; mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau begitu bangun jam 05.00 langsung salat subuh maka itu baik, tetapi kalau begitu bangun langsung ngobrol dan tidak salat subuh maka itu tidak baik, demikian seterusnya.

Inilah yang namanya muhaasabah, artinya mencoba mengadakan perhitungan dengan diri sendiri. Proses tobat dari situ. Setelah evaluasi baru mengembalikan kepada dirinya, kemudian kembali kepada Allah. Jadi, jangan kembali dalam keadaan kotor, tetapi kembali dalam keadaan sadar, walaupun belum begitu baik, yang penting sadar. Itu namanya al-nadam, penyesalan atau menyesali diri.

Di dalam. dunia hukum juga sama, ada yang disebut penyesalan. Seorang penjahat yang melakukan kejahatan lalu menyesali kejahatannya, maka akan memperingan hukumannya. Tetapi, kalau seorang penjahat tidak menyesali kejahatannya, maka akan memperberat hukumannya.
Begitu pula halnya di hadapan Allah. Kalau kita menyesali kesalahan-kesalahan maka akan memperingan dosa kita.
Sesudah menyesal, lalu secara spontan mengatakan, "Astagfirullaah wa atuubu ilaika". Itu berarti ungkapan dari kesadaran batin, bukan sekedar ucapan belaka. Sesudah itu, masih ada follow up-nya, tidak terhenti hanya di situ, tetapi ada yang namanya tobat.
Sesudah sadar, harus bertekad di dalam diri untuk tidak akan mengulangi kesalahan yang telah diperbuat. Prosesnya seperti itu, dan itulah yang disebut dengan "taubat nasuuha"
Tobat dalam tasawuf termasuk maqaam. Jadi, ada dua istilah dalam dunia tasawuf, yaitu haal (jamaknya, ahwaal) dan maqaam (jamaknya, maqaamaat). Ada kondisi ada posisi.
Haal itu kondisi dan maqaam itu posisi. Ini semua termasuk diagnosis tasawuf, yang mencoba menganalisis dunia batin manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tasawuf itu sangat modern. Manajemennya modern sekali kalau manusia mampu mengungkapkan.

Dengan begitu, harus ada kondisi lebih dahulu baru ada posisi. Posisi awal kalau kita mau masuk ke dalam dunia tasawuf adalah tobat. Awwal maqaamaat, posisi yang paling awal adalah tobat karena dengan tobat itu berarti manusia sudah membersihkan diri. Sama halnya kalau wajah ingin dirias maka harus dibersihkan lebih dahulu. Dibersihkan lebih dahulu baru di make up. Tobat seperti itu posisinya.
Jadi tobat itu adalah salah satu amal, kerja, atau upaya. Kerja manusia ini menimbulkan al-rajaa'. Adanya kerja maka menimbulkan harapan. Dengan begitu, harapan manusia itu tidak khayal. Ada orang yang menganggap bahwa tidak ada kerja itu maka menghayal namanya atau mimpi di siang bolong.
Oleh karena itu, kalau kita ingin mempunyai harapan kepada Allah maka kita harus mempunyai kerja. Jadi, di sinilah hubungan antara kerja dengan harapan, interaksi antara kerja dengan harapan. Manusia itu kan mengharap yang baik-baik semua. Kalau kita beriman kepada hari akhirat maka harapan kita akah masuk surga. Tegasnya, kalau kita mempunyai harapan maka kita harus kerja.

Kembali ke masalah tasawuf visi Ataillah, maka di sinilah peranannya kata-kata hikmah dari Syekh Ataillah. Ia mengatakan, "al-rajaa' 'inda eujuud al-dalal". Jadi, kita jangan putus harapan, harus selalu ada harapan bagaimana pun besarnya godaan atau bagaimana pun jeleknya kondisi yang ada di sekitar kita; jangan putus harapan.
Di dalam kamus seorang sufi, tidak ada kata-kata putus harapan, tetapi selalu ada raja' (harapan). Allah SWT. menjamin dan Rasulullah SAW. pun menjamin.
Allah menegaskan di dalam. QS. AI Zumar, 39: 53, "Laa taknathuu min rahmati Allaah" (Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah). Demikian pula, Nabi mengatakan, "Yuqbalu taubatu al-'abdi maa lani yugargir".
Jadi, pintu kembali kepada Allah itu tidak pernah tertutup sampai ajal di leher. Selama manusia masih hidup, walaupun dalam kondisi yang begitu jelek kesehatannya, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, pintu harapan tidak pernah tertutup.

Jangan mimpi bahwa ada dunia tanpa kejahatan. Tidak akan pernah ada dunia tanpa kejahatan. Jangan kita gambarkan ada dunia tanpa kejahatan. Kalau mau dunia tanpa kejahatan, silakan cepat ke surga. Di situ tidak ada kejahatan.
Yang penting, bagaimana kita berjuang melawan kejahatan itu. Maka, itulah sebabnya, ada istilah "orang baik" dan ada "orang jahat". Semoga kita termasuk golongan orang baik, insya Allah.

Mengenal Ilmu Kadigjayaan Silat Jawa

bukan hanya dongeng atau isapan jempol belaka, bila Ilmu Silat tanah Jawa memang banyak di bumbui dengan Aji Jaya Kawijayaan atau Ilmu Kadigjayaan. Apa saja Ilmu Jaya Kawijayan tersebut? kami akan coba ungkap dibawah ini, setidaknya sekedar untuk menambah pengetahuan dan wawasan atas budaya nenek moyang … :)

AJI RAJAH KALACAKRA – Rajah Kalachakra merupakan senjata ghoib yang bisa untuk membinasakan musuh yang sakti. Rajah inipun juga bisa untuk pagaran tubuh, pagaran rumah dan lain-lainnya. Biasanya rajah ini berupa sinar berputar dan terletak didada pemiliknya. Bagi yang sudah bisa melihat alam ghoib, akan bisa melihat ujud rajah ini.

AJI BRAJAMUSTI – Dizaman dulu aji Brajamusti adalah aji kebanggan para pendekar. Kerana aji Brajamusti ini merupakan perisai badan yang ampuh sekali. Orang yang mempunyai aji brajamusti mempunyai kekuatan badan dan kekuatan ghaib yang tidak ada tandinggannya. Maka orang yang memiliki tidak bisa menggunakan aji brajamusti kalau tidak dalam keadaan terpaksa. Sebab kalau digunakan sembarangan bisa membahayakan lawan. Kegunaan aji brajamusti selain untuk mengisi kekuatan badan dan tangan, aji barajamusti juga sebagai aji kekebalan terhadap berbagai macam senjata tajam. Senjata yang ampuh bagaimanapun kalau terkena aji brajamusti pasti akan tawar, tak bertuah.

AJI BANDUNG BONDOWOSO – Seperti halnya aji Brajamusti, aji Bandung Bondowoso juga mempunyai khasiat yang luar biasa hebatnya. bagi orang yang mengamalkan aji Bandung Bodowoso akan mempunyai kekuatan badan yang mentakjubkan. Barang yang mustahil bisa diangkat dengan kekuatan manusia, maka dengan aji Bandung Bodowoso barang itu dapat diangkat dengan mudah. Bahkan lebih dari itu dengan aji ini orang bisa menagkis tanpa cidera semua senjata tajam. Senjata tajam akan terpental dengan sendirinya bila mengenai badannya.

AJI INTI LEBUR SAKHETI – Inti lebur saketi merupakan ajian pamungkas handalan beberapa perguruan. Ajian ini bila diamalkan terus menerus dayanya sangat hebat, bisa digunakan untuk membakar hangus golongan jin yang sakti. Tetapi bisa juga untuk pengobatan, khususnya orang yang kena santet, teluh, tenung, sihir dan lainlainnya lagi. Aji ini kerana dayanya yang dahsyat tidak bisa digunakan sembarangan.

AJI KOMARA GENI – Aji Komara Geni sejenis Gembala Geni yang juga merupakan aji pamungkas. Komara Geni bisa juga digunakan untuk membakar bangsa jin. kegunaan aji Komara Geni selain untuk pukulan kontak membakar jin, juga untuk pagaran badan, pagaran rumah dan pengobatan berbagai penyakit. Yang penting adalah niat si empunya aji ini.

AJI BADA’ TUBI – Sebenarnya aji Bada’ Tubi ini merupakan aji kekebalan yang tak kalah dengan aji Tameng Waja atau Blabak Pengantolan. Bahkan aji ini mempunyai kelebihan untuk bertempur. Ilmu kontak Bada’ Tubi bisa membikin lawan kaku seperi patung (terkunci).

AJI JALA SUTRA – Aji Jala Sutra bila diamalkan dengan baik dapat untuk melumpuhkan lawan dan kesaktiannya. Biasanya musuh yang kena aji Jala Sutra akan menjadi lemah tak berdaya, semua kesaktian seolaholah punah.

AJI KANCING KONCI – Amalan Kancing Konci ini khusus digunakan untuk mengunci lawan. lawan yang terkunci gerakannya akan terhenti seketika dan seolah-olah tubuhnya kaku, sukar digerakkan. amalan Kancing Kunci ini sangat penting dimilki oleh orang-orang perguruan tenaga dalam, kerana bisa menunjang keampuhan jurus-jurus kuncian.

AJI GELAP SAYUTA – Orang dulu sering membangga-banggakan aji Gelap Sayuta, kerana orang yang mengamalkan ajian ini suaranya bisa menggetarkan orang yang mendengarkan. Untuk pukulan tenaga dalam yang dilamuri ajian ini bisa mematikan lawan.

AJI QULHU GENI – Qulhu Geni merupakan ajian khusus untuk mengalahkan bangsa jin setan, Menurut orang dulu bila dibaca 1 kali, maka syetan putus tangan kirinya, bila dibaca 2 kali putus tangan kanannya, bila dibaca 3 kali putus kedua kakinya dan bila dibaca 4 kali akan lebur seluruh badannya.

AJI QULHU DERGA BALIK – Kekuatan Qulhu Derga Balik hampir serupa dengan Qulhu Geni dan Komara Geni. amalan ini bisa digunakan untuk kontak, pagaran tubuh dan mengobati orang kena tenung, santet,. Bla diserang akan kembali pada sipenyerang. Sudah barang tentu agar amalan ini bisa lebih mujarab harus sering di wirid.

AJI MACAN PUTIH – Aji Macan Putih merupakan aji kewibawaan yang sangat tinggi. Bila aji ini diwatek (di rapal), suaranya bisa membuat lawan gemetar dan nyali lawan menjadi kecil.

AJI LEMBU SEKILAN – Aji Lembu Sekilan ini sangat terkenal sejak dahulu, hingga sekarang. Aji ini memang sangat baik untuk keselamatan dalam pertempuran. Bila diamalkan dengan baik semua serangan lawan baik menggunakan tangan kosong maupun senjata tajam bahkan senjata api tak akan mengenianya.

AJI TAMENG WAJA – Aji Tameng Waja adalah aji khusus kekebalan. daya keampuhannya memang hampir dengan aji Lembu Sekilan. barang siapa mengamalkan aji tameng waja ini dengan baik Insya Allah dalam suatu pertempuran tidak akan cedera oleh senjata lawan.

AJI TEGUH ALOT PAYUNG ALLOH – Aji Teguh Alot Payung Allah ini adalah merupakan aji keselamatan dan kekebalan yang sangat ampuh. Dulu aji ini sangat dirahasiakan, setelah ditimbang-timbang demi perkembangan ilmu didunia ini maka bisa disebar luaskan.

AJI PANCASONA – Aji Pancasona sangat terkenal sejak zaman dahulu. Dalam pewayangan aji ini dimiliki oleh Prabu Dasamuka. Siapa memiliki Aji Pancasona sukar untuk matinya. Kerana bila tertembak misalnya dan kena hingga mati, maka setelah jatuh ke tanah ia akan hidup lagi dan bekas lukalukanya akan lenyap. Aji Pancasona memang hampir sama dengan aji Rawarontek. Orang yang memiliki aji ini matinya hanya bisa bila kepala dan tubuhnya dipisahkan dan ditaruh di tempat yang sangat jauh, bila mungkin dipendam di dalam sumur yang dalam.

AJI BENGKELENG – Aji Bengkeleng di zaman dahulu sangat dirahasiakan. Kerana itu sangat jarang yang memilikinya. Keunggulan aji Bengkeleng sebagai ilmu kebal adalah kalau orang yang mengamalkan aji tersebut sempurna, bila kena senjata tajam dan peluru rasanya seperti kena titisan air.

AJI PAYUNG ALLOH – Amalan Payung Allah adalah amalan untuk keselamatan atau pageran badan. Amalan ini nampaknya memang sederhana, tetapi khasiatnya sangat luar biasa. Amalan ini sangat penting untuk mereka yang sering bergelut dengan dunia kekerasan.

AJI WA LAQAD – Amalan Wa Laqad yang diambil dari surat saba’ ayat 10 mmpunyai khasiat yang mengagumkan yaitu Untuk ajian dan Untuk kesaktian yang dapat membengkokkan besi atau mematahkan baja.

AJI SAIFI ANGIN – atau Sapu Angin adalah suatu kedikdayaan yang dapat mempercepat seseorang dalam perjalanan. Dengan aji Sapu Angin ini orang dapat menempuh jarak jauh dalam waktu yang singkat, ibaratnya lebih cepat darai pesawat terbang. Aji ini pula yang menjadikan orang seperti kijang atau burung srikatan dalam kecepatan bergerak. Orang yang mempunyai aji sapu angin dan mengamalkan dengan baik dapat meringankan tubuh sringan-ringannya, sehingga dapat lari cepat sekali. Dahulu para wali songo selalu menggunakan aji sapu angin ini, khusunya bila diundang untuk rapat di masjid demak.

AJI SUKET KALANJANA – Aji Suket Kalanjana merupakan aji untuk melihat alam ghaib, aji ini sangat kuno dan langka. Jarang orang yang memilikinya. aji Suket Kalanjana ini bila diamalkan dengan baik akan bisa tahu alam ghaib, seperti tahu ujudnya bangsa jin, setan dan sebagainya hanya saja syarat laku ilmu ini sangat sukar, kecuali bagi orang-orang yang berbakat.

AJI PANGLIMUNAN – Sangat jarang orang sakti yang memiliki aji Panglimunan. aji Panglimunan adalah aji untuk menghilang atau untuk menutup suatu benda agar tidak nampak. aji ini memang cukup berbahaya bila disalah gunakan.

AJI SENGGORO MACAN – Aji Senggoro Macan adalah suatu ilmu kedikdayaan yang diambil dari nenek moyang dari daya kewibawaan binatang macan. apabila seekor macan telah mengeluarkan aumnya maka calon mangsanya tidak akan berkutik. Untuk dapat menguasai ilmu tidak mudah, siapa saja yang mempunyai ilmu ini akan disegani oleh segenap manusia.

ILMU KARANG – Orang yang memiliki ilmu ini akan ditakuti lawan, sebab bila sampai terkena tanggannya menyebabkan kematian. apa yang tersentuh oleh tangan orang yang menguasai Ilmu Karang akan lebur. Di Kalimantan ilmu ini disebut dengan Pelebur. Persyaratan agar kita bisa memiliki ilmu yang langka ini tidaklah mudah, sebab ilmu ini yang ditakuti oleh semua mahluk. Untuk mendapatkan dan memiliki ilmu ini kita harus mampu menaklukkan berbagai cobaan dari diri kita dan dari bangsa jin.

AJI MEGANANDA – Aji ini adalah suatu ilmu yang dapat menidurkan orang /lawan. keampuhan ilmu sulit dicari tandingannya dari zaman nenek moyang hingga kini.

AJI KRESNA – Aji Kresna ini untuk menjadikan tubuh seperti raksasa bila dilihat musuh . Bila tidak dalam keadaan terancam keselamatan dirinya, tidak bisa aji yang satu ini dikeluarkan. Sebab musuh akan menjadi gila kerana takut dengan penglihatannya. Dalam pewayangan, yang memiliki aji ini hanyalah Prabu Dewa Kresna.

AJI PENATASAN – Orang yang menyimpan ilmu penatasan ini akan dapat melumpuhkan lawan tanpa perlawanan. Sebab penatasan sejenis ilmu yang dapat melumpuhkan lawan dan mematikan semua ilmu yamng dimilkilawan. orang yang memilki ilmu ini hanya menggunakan lewat tangan atau mata. Tentunya dengan menggunakan jurus-jurus dan ilmu-ilmu tersebut dialirkan pada tangan, atau kaki, mata. Akan tetapi dalam penggunaan ilmu ini tidak bisa sembarangan. Kalau kita dalam keadaan terdesak barulah ilmu bisa anda keluarkan, sebab jika tidak dalam keadaan yang membahayakan keselamatan, dan ilmu digunakan dulu, maka musuh akan lumpuh total. Persyaratan untuk mendapatkan ilmu ini juga tidak mudah dilaksanakan.

AJI TUGUMANIK JAYAKUSUMA – Kehebatan dan kegunaan ilmu ini hampir menyerupai ilmu Pancasona, namun ilmu juga berbeda dengan dengan ilmu Pancasona, jika ilmu Pancasona bisa hidup kembali bila potongan tubuhnya tidak dikubur melalui sungai. akan tetapi ilmu Tugumanik Jayakusuma tidak akan mati kalau belum waktunya.(kalau belum tuhan yang mematikan).

AJI PANGUNCEN – Aji Panguncen ini salah satu ilmu yang digunakan para siswa perguruan tenaga dalam. Sebab dengan ilmu ini musuh bila terkena akan terhenti gerakannya. Dalam pengerakan ilmu ini kita harus mempunyai tenaga dalam yang sudah sempurna.

AJI CIUNG WANARA – Dengan aji Ciung Wanara ini anda mampu mengalahkan musuh yang sangat tinggi ilmunya. Bukan itu saja anda akan ditakuti segenap binatang, baik binatang yang hidup didarat maupun yang hidup diair. Aji Ciung Wanara juga dapat menundukkan bangsa jin dan bangsa makhluk ghaib lainnya. Serta dapat menundukkan ilmu sesat seperti tenung, teluh dan santet.

AJI GEMBALA GENI – Siapa yang memiliki aji Gembala Geni bila digunakan maka bangsa jin akan terbakar. Disamping itu bisa digunakan untuk membakar orang yang mempunyai sifat angkara murka. Persyaratan untuk dapat memiliki ilmu Gembala Geni tidaklah ringan. Berbagai cobaan yang menggoda dada kita harus mampu kita tundukkan. Bila kita masih bernafsu untuk menyombongkan suatu ilmu seperti gembala Geni mengakibatkan diri kita terasa terbakar.

AJI KIDANG KUNING – Orang yang memiliki ilmu satu ini dalam berjalan atau dalam bepergian jauh dengan kecepatan yang luar biasa dan susah diikuti dengan pandangan mata. Dalam dunia pesilatan ilmu ini disebut ilmu meringankan tubuh. Dengan secepat kilat kita akan sampai pada tempat yang dituju.

AJI TINGGENGAN – Aji Tinggengan ini kegunaannya sama dengan aji Panguncen. Bila orang yang memiliki aji Tinggengan ini dalam menghadapi lawannya dialirkan lewat tangannya hingga lawan yang terkena sentuhan tangannya tidak akan bergerak.

AJI WISA KIBLAT PAPAT -racun yang dikeluarkan binatang seperti ular, sangat membahayakan bagi keselamatan orang yang digigitnya. Tapi bila orang orang yang digigit ular dan binatang beracun lainnya mempunyai penangkalnya tidaklah hal yang aneh. Anda bisa menangkal racun tersebut dengan menggunakan aji Kiblat Papat.

AJI WISA BATHARI DURGA – adalah aji untuk menangkal racun ular belang. Yang mana racun tersebut sangat ganas. Bila ada orang yang digigit ular tersebut tidak segera diobati akan membawa pada kematian. Namun selama ini belum ada obat yang dapat menangkal racun ular tersebut. Sebab racun tersebut menjalar dengan cepat dalam aliran darah dan langsung menyerang jantung. Dalam beberapa menit orang tersebut akan mati . Bila anda menguasai aji ini dengan mudah menyembuhkannya.

AJI WISA SANG KALITAR PUTIH – Orang yang memiliki aji Wisa Kalitar Putih akan mampu menundukkan bisa racun ular sendok/cobra. Racun ular cobra hampir sama dengan ular belang. Kekuatan racun ular cobra agak lambat menjalar ke jantung.

AJI WISA WARIS KANJENG SINUHUN YOGYAKARTA – Warisan ilmu sebenarnya jarang diturunkan pada anaknya. Namun berhubung banyak masyarakat waktu zaman kerajaan yang takut dengan racun ular ataupun racun kalajengking, maka ilmu diajarkan pada masyarakat.

AJI PAMBUNGKEM SAWER (ULAR) – Aji ini untuk melumpuhkan ular dengan cara membungkam mulutnya agar tidak mengigit kita.

AJI BISA KALAJENGKING – Binatang kalajengking juga mempunyai bisa yang kuat, apalagi kalajengking yang berwarna biru. Untuk menangkal racun tersebut gunakan mantra aji wisa kalajengking.

AJI SEMAR NANGIS – adalah ilmu pelet tingkat tinggi. Dalam pelaksanaan puasa untuk dapat memilki ilmu ini, harus berpuasa selama 4 hari 4 malam, kemudian dilanjutkan dengan pati geni semalam.

AJI SELASIH IRENG – Ilmu pelet yang sangat tepat bila digunakan pada anak perempuan yang sombong / orang tuanya tidak menyukai anda.

AJI SEMAR KUNING – Pengasihan Semar Kuning digunakan untuk perempuan yang memutuskan hubungan cinta. Bila aji ini anda rapal maka perempuan yang anda tuju akan menangis untuk meminta kembali bersatu. Jika anda tidak melayani permintaan untuk kembali lagi dengannya bisa mengakibatkan gila.

AJI SILU JANGGAH – Kegunaan ilmu ini untuk guna-guna pada seorang gadis yang menjadi rebutan. Apabila gadis tersebut sudah takluk apada anda, jangan dipermainkan cintanya.

AJI WIJAYAKUSUMA – Aji ini sebenarnya milik raja-raja dizaman dahulu. Sehingga banyak rakyat dijadikan selir. Anda bisa memiliki ilmu ini namun anda harus mampu membahagiakan para isteri anda.

AJI DEWA MANIK – Aji Dewa Manik ini bila dirapal pada suatu perkumpulan, anda akan disenangi orang yang berada di perkumpulan tersebut. Dan apabila dirapal seseorang pada orang yang dikehendaki, maka anda akan dikasihi oleh orang tersebut.

AJI JARAN GOYANG – Ilmu pelet yang sudah sangat terkenal. Persyaratan untuk memiliki ilmu ini tidaklah mudah. Sebab ilmu Jarang Goyang sangat ampuh untuk mengguna-guna seorang gadis atau sebaliknya.

AJI MENJANGAN PUTIH – Kegunaan dari ilmu ini sama dengan pengasihan lainnya.

Ajian-ajian diatas adalah beberapa contoh saja dari begitu banyak ajian yang diciptakan oleh nenek moyang kita. Dalam perkembangannya, ada ajian yang memang sudah punah karena tidak diturunkan ke generasi selanjutnya dan masih banyak juga yang masih exist bahkan telah dimodifikasi sedemikian rupa agar makin ampuh.

PEMILIK AJI PANCASONA.MAYATNYA DI GANTUNG

Kabar hilangnya Mbah Parijan menggegerkan kampung kecil itu.Laki-laki yang sudah tua dan sakitsakitan itu terakhir kali diketahui oleh keluarganya masih berada di kamarnya pada pagi tadi.

Saat semua orang sibuk bekerja di sawah, Mbah Parijan sendirian di rumah.Ketika Mbah Semi, istrinya, pulang dari sawah dan tidak mendapati suaminya berada di kamar,spontan perempuan itu jadi panik. Seluruh anggota keluarga dan para tetangga dikerahkan untuk mencarinya. Hingga sore Mbah Parijan belum ditemukan.Tempat-tempat yang biasa didatangi oleh orang tua itu nihil, begitu juga di rumah famili atau kerabat.

Tapi orangorang tak yakin Mbah Parijan pergi jauh dari rumah. Sebab, dengan kondisi badan yang masih sakit dan lemah mustahil laki-laki tua itu bepergian jauh. Kecuali kalau ada yang mengajaknya pergi dengan naik kendaraan. Namun, para tetangga kiri kanan tidak ada yang melihat Mbah Parijan pergi dengan seseorang. “Jika tidak seorang pun yang tahu dia pergi ke mana, lalu menghilang ke mana Mbah Parijan…?” celetuk seseorang dengan nada bingung dan heran.

Tak ada yang menjawab celetukan orang itu.Semua orang pun bingung dan tak tahu, ke mana mencari Mbah Parijan.Mereka sudah berkeliling desa, tapi hasilnya nihil. Mereka kemudian kembali lagi ke rumah Mbah Parijan untuk memberikan laporan. Namun sayang, tak satu pun yang memberikan jawaban memuaskan. Mbah Semi tak kuasa menahan tangis kesedihan. “Oalah, Pakne.

Kelayapan ke mana saja sih kamu.Sudah tua dan sakit-sakitan kok ya pergi dari rumah…,” Mbah Semi tergugu di atas bale-bale. “Jangan-jangan Mbah Parijan digondol wewe?” ujar seseorang dengan seenaknya. “Huss, masak siang-siang ada wewe!”sergah yang lain. “Iya,nih.Kamu itu kalau omong jangan ngawur. Yang namanya wewe itu biasa nggondol anak kecil, bukan orang dewasa kayak Mbah Parijan. Lagi pula sangat tidak masuk akal ada orang setua Mbah Parijan dibawa lelembut!” ujar Pak RT.

“Habis, ke mana Mbah Parijan pergi? Masak kita semua tidak ada yang tahu di mana keberadaan Mbah Parijan?” Semua orang terdiam.Tak ada yang mampu memberikan jawaban. Kepergian Mbah Parijan yang amat misterius ini memang menimbulkan banyak tanda tanya. Menumbuhkan berbagai spekulasi dan dugaan yang beraneka ragam. Namun, tak satu pun menuju kepada suatu kesimpulan.Semua orang hanya sibuk merekareka.

Kepergian Mbah Parijan tanpa pesan dan jejak menjadi sebuah misteri tersendiri. Tiba-tiba Pardi, anak tertua Mbah Parijan, menyeret tangan Pak RT ke sudut rumah. Dengan suara berbisik-bisik seolah takut kedengaran oleh yang lain, lakilaki empat puluhan tahun itu bicara pada Pak RT. “Begini, Pak RT. Saya curiga, jangan-jangan bapak saya mau mencari jalan pintas!” “Mencari jalan pintas bagaimana maksudmu?” tanya Pak RT tak mengerti. “Ya,mencari jalan pintas untuk mengakhiri penderitaannya.

Seperti Pak RT tahu, bapak saya sudah lama menderita komplikasi penyakit bertahun-tahun. Dia mungkin merasa putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidupnya…” “Bunuh diri, maksudmu?” potong Pak RT. “Ya!” “Kamu yakin, bapakmu punya niat bunuh diri?” “Yakin, Pak! Sudah beberapa hari ini dia suka meratap dan mengeluh.Tiap malam kalau pas sakitnya kumat dia suka menyebut- nyebut pengen mati. Dia merasa tak kuat lagi menanggung sakit.”

“Orang kalau lagi sakit berat terkadang tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Secara spontan orang sekarat bisa saja mengucap pengen mati dari pada harus disiksa dengan rasa sakit yang luar biasa. Namun, jika rasa sakit itu hilang, mereka jadi lupa dengan keinginannya itu. Menghadapi mati itu tidak mudah dan tidak segampang yang dibayangkan. Bahkan banyak orang takut mati bila mati itu benar-benar datang!” “Tapi bapakku kayaknya tidak takut lagi,Pak.

Dia bahkan pernah mencoba menantang maut dengan meminum obat melebihi takaran…” “Ah,masak?” “Benar,Pak! Simbok saya yang ngasih tahu.Waktu mau memberi obat bapak, tahu-tahu obatnya sudah habis. Ketika dicari di bawah kolong meja tidak ada. Ternyata diminum semua sama bapak saya. Alasannya, biar cepat sembuh. Padahal dengan minum obat melebihi dosis sama saja bunuh diri!” Pak RT manggut-manggut.Kecurigaan Pardi bahwa bapaknya berniat bunuh diri tampaknya menjadi satu-satunya kemungkinan yang masuk akal.

Tapi yang jadi pertanyaan, kalau benar Mbah Parijan punya niat bunuh diri dan seandainya hal itu terlaksana, di mana dia melakukannya? Jika melakukan di rumah mungkin takut ketahuan.Jadi,kemungkinan dia melakukannya di tempat sepi atau jauh dari rumah. Tapi kira-kira di mana tempat itu? batin Pak RT. Bagi sebagian orang,selalu ada keinginan dan cara tersendiri dalam menghadapi kematian.Mbah Parijan mungkin ingin menghadapi kematiannya dengan khusyuk, tenang,dan tanpa gangguan dari siapa pun.

Jika dia melakukan di rumah dan tiba-tiba ada yang memergoki, lalu memberikan pertolongan padanya sehingga prosesi kematian itu pun batal, tentu sangat mengecewakan sekali. Bahkan bisa menyisakan kepedihan dan luka yang memerihkan. Lihatlah keadaan orang yang hendak bunuh diri tapi tak jadi mati? Sangat mengenaskan sekali! Memikirkan kemungkinan bahwa Mbah Parijan berniat bunuh diri, maka Pak RT kemudian mengerahkan orang-orang untuk menelusuri tempat-tempat sepi yang dikategorikan favorit bagi orang yang mau bunuh diri.

Seperti di hutan, kuburan, bukit, sungai, sendang, atau tempat-tempat keramat. Tetabuhan dari bendabenda semacam perkusi dibunyikan dengan maksud memanggil arwah Mbah Parijan. Ritual ini berlangsung sejak sore hingga malam. Obor-obor dinyalakan. Sepanjang hari penduduk kampung sibuk mencari Mbah Parijan. “Mbah Parijan! Mbah Parijaaaannnn…!” teriak orang-orang memanggil. Namun,usaha orang-orang satu kampung itu tak juga membawa hasil.

Seluruh sudut-sudut yang tersembunyi di desa itu sudah didatangi, namun sosok Mbah Parijan –sekalipun jasadnya kalau memang sudah meninggal— tak ditemukan. Keluarga Mbah Parijan hanya bisa pasrah. Mereka akhirnya melaporkan kejadian ini pada polisi. Tapi polisi yang dilapori masih memberi tenggat 2x24 jam untuk menunggu. Jika dalam dua kali dua puluh empat jam Mbah Parijan tidak pulang, polisi baru bergerak.

Pagi itu kabut tipis menyelimuti halaman rumah, pohonpohon masih kuyup oleh embun, orang-orang masih berkerudung sarung,mendadak dari pintu regol muncul sosok bayangan berjalan tertatih memasuki halaman.Mulamula Toni, cucu Mbah Semi yang masih berusia empat tahun, melihat kehadiran sosok renta itu. Dengan riang bocah itu berseru, “Itu kakek!” Ibunya yang sedang menyapu halaman tercekat mendengar ucapan sang anak.

Dia berhenti menyapu dan menoleh. Benar saja. Dia melihat sosok mertuanya berjalan menuju ke rumah. Dia lalu berseru memberi tahu semua orang. “Bapak pulang! Bapak pulaaanggg….!” Pagi hening seketika pecah oleh kehebohan. Seluruh keluarga berkumpul, para tetangga berhamburan, ingin melihat keadaan Mbah Parijan.Mbah Parijan yang jadi pusat perhatian terlihat bengong dan bingung. Seperti orang linglung.Ketika ditanya dari mana saja, orang tua itu membisu.

Tak sepatah kata terucap dari bibirnya. Dia duduk di bale bambu dengan pandangan menerawang. Keluarganya jadi iba.Mereka lalu meminta para tetangga keluar dari ruangan. Kepulangan Mbah Parijan memang melegakan hati keluarganya. Mereka senang orang tua itu telah kembali.Namun, kepulangannya itu menimbulkan keprihatinan. Laki-laki tua itu telah berubah.Dia tidak mampu lagi bicara alias gagu. Tingkah lakunya pun aneh,seperti orang linglung.

Dia seakan tidak mengenali lagi anggota keluarganya. Tapi kondisi ini coba diterima mereka. Mungkin Mbah Parijan sudah jatuh pikun! Sementara di luar berkembang cerita mengenai hilangnya Mbah Parijan selama beberapa hari. Seperti obrolan segerombol laki-laki di warung itu. “Aku yakin Mbah Parijan pergi ke alam bunian.Dia diajak siluman penghuni alam gaib. Mungkin dia telah kawin sama siluman.” “Ah, mana mungkin.

Mbah Parijan kansudah tua?” “Alam gaib tak mengenal tua muda, karena di sana waktu tidak berjalan seperti di alam nyata.Hanya orang-orang berilmu sakti bisa mendatangi tempat tak kasatmata itu!” “Mbah Parijan punya ilmu kesaktian?” “Iyalah, namanya juga orang jadul alias jaman dulu.Coba kalian tebak, berapa umur Mbah Parijan?” “Tujuhpuluh tahun!” “Salah! Umurnya sudah di atas seratus tahun!” Semua terkejut dan takjub mendengar keterangan orang itu.

Yang lain kemudian menambahi. “Mbah Parijan mungkin punya ilmu rawa rontek. Itu lo ilmu kesaktian yang bikin orang jadi sulit mati. Seperti kalian tahu, Mbah Parijan menderita komplikasi penyakit berat, tapi anehnya tak juga mati. Padahal kalau orang biasa mungkin sudah mati dari kemarin!” Apa yang dikatakan orangorang itu sesungguhnya hanya berdasar prasangka atau dugaan semata. Karena kenyataannya belum ada seorang pun membuktikan kebenarannya.

Mereka hanya menafsirkan keganjilan dan keanehan yang melingkupi kehidupan Mbah Parijan.Walau demikian, cerita itu sudah kadung merasuk ke dalam jiwa orangorang. Mereka pun meyakini hal ini.Mereka percaya Mbah Parijan punya ilmu rawa rontek dan percaya orang tua itu telah kawin dengan manusia siluman penghuni alam bunian! “Dan tahukah kalian, orang yang punya ilmu rawa rontek baru bisa mati kalau ilmunya sudah diturunkan atau ditransfer kepada orang lain!” kata orang itu membuat orang-orang makin yakin dan takjub.

Sejak tersebar kasak-kusuk bahwa Mbah Parijan memiliki ilmu rawa rontek dan dapat menembus alam gaib, banyak orang berdatangan ke rumah orang tua itu. Mereka bukan hanya datang dari daerah setempat, tapi juga dari luar daerah. Mereka juga berasal dari berbagai kalangan. Ada pejabat, pengusaha,PNS,guru,polisi, tentara, buruh, bahkan pengangguran. Mereka berkeinginan bisa mewarisi ilmu rawa rontek milik Mbah Parijan. Mereka rela mengantre menghadap orang tua itu di biliknya.

Keluarga Mbah Parijan pun tak kuasa menghalangi kedatangan mereka. Karena mereka yang datang tak segan memberikan uang dalam jumlah tak sedikit. Mereka pun tak kecewa meski Mbah Parijan tak juga mau bicara, mereka akan datang lagi di waktu lain. Konon,tanda bahwa Mbah Parijan sudah mewariskan ilmunya bila orang tua itu mau bicara pada orang yang dianggap tepat sebagai pewaris. Dan kenyataan, meski sudah puluhan orang sowan kepadanya tak satu pun berhasil mendengar sepatah kata dari orang tua itu.

Keluarga Mbah Parijan sebenarnya tak yakin orang tua itu punya ilmu rawa rontek.Sebab,mereka tak pernah mendengar langsung dari mulut Mbah Parijan. Anak-anaknya pun tak pernah melihat ayah mereka mempraktekkan ilmunya.Yang mereka tahu, ayah mereka petani ulet. Beliau juga tak pernah sakit selama mudanya. Baru pada usia tua ini jatuh sakit. Dan anehnya, begitu jatuh sakit segala jenis penyakit bersarang di tubuhnya. Mungkin itu sebagai pertanda bahwa dia harus segera mewariskan ilmunya agar jalan menuju kematian lebih mudah!

*** Malam itu… Pardi terjaga dari tidur. Dia turun dari ranjang dan berniat ke belakang.Ketika akan melewati ruang tengah, dia tercekat mendengar sayup suara orang bercakap- cakap di dalam kamar Mbah Parijan, ayahnya. Penasaran Pardi menghampiri dan menyibak kain gordin yang menutup pintu. Dan matanya terbelalak melihat Toni,putranya yang masih empat tahun, berdiri di dekat ranjang kakeknya.

Sementara Mbah Parijan berbaring dengan mata terpejam. “Ngapain kamu di sini?” tanya Pardi pada putranya. “Kakek tadi memanggil Toni,” jawab anak itu dengan lugu. Penasaran Pardi mendekati ayahnya dan memegang tubuhnya. Wajahnya berubah pucat pasi, tubuh ayahnya sedingin es dan tak bergerak sama sekali.Dia semakin yakin ayahnya telah berpulang. Tapi yang membuatnya shock, sebelum mati ayahnya sempat berbicara pada Toni. Cerita orang tentang ilmu rawa rontek memenuhi benaknya.Kengerian, ketakutan, sekaligus kegundahan bercampur aduk dalam hatinya. Dia lalu memandang putranya seksama seperti memandang sosok menyeramkan

RAWA RONTEK

Kabar hilangnya Mbah Parijan menggegerkan kampung kecil itu.Laki-laki yang sudah tua dan sakitsakitan itu terakhir kali diketahui oleh keluarganya masih berada di kamarnya pada pagi tadi.

Saat semua orang sibuk bekerja di sawah, Mbah Parijan sendirian di rumah.Ketika Mbah Semi, istrinya, pulang dari sawah dan tidak mendapati suaminya berada di kamar,spontan perempuan itu jadi panik. Seluruh anggota keluarga dan para tetangga dikerahkan untuk mencarinya. Hingga sore Mbah Parijan belum ditemukan.Tempat-tempat yang biasa didatangi oleh orang tua itu nihil, begitu juga di rumah famili atau kerabat.

Tapi orangorang tak yakin Mbah Parijan pergi jauh dari rumah. Sebab, dengan kondisi badan yang masih sakit dan lemah mustahil laki-laki tua itu bepergian jauh. Kecuali kalau ada yang mengajaknya pergi dengan naik kendaraan. Namun, para tetangga kiri kanan tidak ada yang melihat Mbah Parijan pergi dengan seseorang. “Jika tidak seorang pun yang tahu dia pergi ke mana, lalu menghilang ke mana Mbah Parijan…?” celetuk seseorang dengan nada bingung dan heran.

Tak ada yang menjawab celetukan orang itu.Semua orang pun bingung dan tak tahu, ke mana mencari Mbah Parijan.Mereka sudah berkeliling desa, tapi hasilnya nihil. Mereka kemudian kembali lagi ke rumah Mbah Parijan untuk memberikan laporan. Namun sayang, tak satu pun yang memberikan jawaban memuaskan. Mbah Semi tak kuasa menahan tangis kesedihan. “Oalah, Pakne.

Kelayapan ke mana saja sih kamu.Sudah tua dan sakit-sakitan kok ya pergi dari rumah…,” Mbah Semi tergugu di atas bale-bale. “Jangan-jangan Mbah Parijan digondol wewe?” ujar seseorang dengan seenaknya. “Huss, masak siang-siang ada wewe!”sergah yang lain. “Iya,nih.Kamu itu kalau omong jangan ngawur. Yang namanya wewe itu biasa nggondol anak kecil, bukan orang dewasa kayak Mbah Parijan. Lagi pula sangat tidak masuk akal ada orang setua Mbah Parijan dibawa lelembut!” ujar Pak RT.

“Habis, ke mana Mbah Parijan pergi? Masak kita semua tidak ada yang tahu di mana keberadaan Mbah Parijan?” Semua orang terdiam.Tak ada yang mampu memberikan jawaban. Kepergian Mbah Parijan yang amat misterius ini memang menimbulkan banyak tanda tanya. Menumbuhkan berbagai spekulasi dan dugaan yang beraneka ragam. Namun, tak satu pun menuju kepada suatu kesimpulan.Semua orang hanya sibuk merekareka.

Kepergian Mbah Parijan tanpa pesan dan jejak menjadi sebuah misteri tersendiri. Tiba-tiba Pardi, anak tertua Mbah Parijan, menyeret tangan Pak RT ke sudut rumah. Dengan suara berbisik-bisik seolah takut kedengaran oleh yang lain, lakilaki empat puluhan tahun itu bicara pada Pak RT. “Begini, Pak RT. Saya curiga, jangan-jangan bapak saya mau mencari jalan pintas!” “Mencari jalan pintas bagaimana maksudmu?” tanya Pak RT tak mengerti. “Ya,mencari jalan pintas untuk mengakhiri penderitaannya.

Seperti Pak RT tahu, bapak saya sudah lama menderita komplikasi penyakit bertahun-tahun. Dia mungkin merasa putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidupnya…” “Bunuh diri, maksudmu?” potong Pak RT. “Ya!” “Kamu yakin, bapakmu punya niat bunuh diri?” “Yakin, Pak! Sudah beberapa hari ini dia suka meratap dan mengeluh.Tiap malam kalau pas sakitnya kumat dia suka menyebut- nyebut pengen mati. Dia merasa tak kuat lagi menanggung sakit.”

“Orang kalau lagi sakit berat terkadang tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Secara spontan orang sekarat bisa saja mengucap pengen mati dari pada harus disiksa dengan rasa sakit yang luar biasa. Namun, jika rasa sakit itu hilang, mereka jadi lupa dengan keinginannya itu. Menghadapi mati itu tidak mudah dan tidak segampang yang dibayangkan. Bahkan banyak orang takut mati bila mati itu benar-benar datang!” “Tapi bapakku kayaknya tidak takut lagi,Pak.

Dia bahkan pernah mencoba menantang maut dengan meminum obat melebihi takaran…” “Ah,masak?” “Benar,Pak! Simbok saya yang ngasih tahu.Waktu mau memberi obat bapak, tahu-tahu obatnya sudah habis. Ketika dicari di bawah kolong meja tidak ada. Ternyata diminum semua sama bapak saya. Alasannya, biar cepat sembuh. Padahal dengan minum obat melebihi dosis sama saja bunuh diri!” Pak RT manggut-manggut.Kecurigaan Pardi bahwa bapaknya berniat bunuh diri tampaknya menjadi satu-satunya kemungkinan yang masuk akal.

Tapi yang jadi pertanyaan, kalau benar Mbah Parijan punya niat bunuh diri dan seandainya hal itu terlaksana, di mana dia melakukannya? Jika melakukan di rumah mungkin takut ketahuan.Jadi,kemungkinan dia melakukannya di tempat sepi atau jauh dari rumah. Tapi kira-kira di mana tempat itu? batin Pak RT. Bagi sebagian orang,selalu ada keinginan dan cara tersendiri dalam menghadapi kematian.Mbah Parijan mungkin ingin menghadapi kematiannya dengan khusyuk, tenang,dan tanpa gangguan dari siapa pun.

Jika dia melakukan di rumah dan tiba-tiba ada yang memergoki, lalu memberikan pertolongan padanya sehingga prosesi kematian itu pun batal, tentu sangat mengecewakan sekali. Bahkan bisa menyisakan kepedihan dan luka yang memerihkan. Lihatlah keadaan orang yang hendak bunuh diri tapi tak jadi mati? Sangat mengenaskan sekali! Memikirkan kemungkinan bahwa Mbah Parijan berniat bunuh diri, maka Pak RT kemudian mengerahkan orang-orang untuk menelusuri tempat-tempat sepi yang dikategorikan favorit bagi orang yang mau bunuh diri.

Seperti di hutan, kuburan, bukit, sungai, sendang, atau tempat-tempat keramat. Tetabuhan dari bendabenda semacam perkusi dibunyikan dengan maksud memanggil arwah Mbah Parijan. Ritual ini berlangsung sejak sore hingga malam. Obor-obor dinyalakan. Sepanjang hari penduduk kampung sibuk mencari Mbah Parijan. “Mbah Parijan! Mbah Parijaaaannnn…!” teriak orang-orang memanggil. Namun,usaha orang-orang satu kampung itu tak juga membawa hasil.

Seluruh sudut-sudut yang tersembunyi di desa itu sudah didatangi, namun sosok Mbah Parijan –sekalipun jasadnya kalau memang sudah meninggal— tak ditemukan. Keluarga Mbah Parijan hanya bisa pasrah. Mereka akhirnya melaporkan kejadian ini pada polisi. Tapi polisi yang dilapori masih memberi tenggat 2x24 jam untuk menunggu. Jika dalam dua kali dua puluh empat jam Mbah Parijan tidak pulang, polisi baru bergerak.

Pagi itu kabut tipis menyelimuti halaman rumah, pohonpohon masih kuyup oleh embun, orang-orang masih berkerudung sarung,mendadak dari pintu regol muncul sosok bayangan berjalan tertatih memasuki halaman.Mulamula Toni, cucu Mbah Semi yang masih berusia empat tahun, melihat kehadiran sosok renta itu. Dengan riang bocah itu berseru, “Itu kakek!” Ibunya yang sedang menyapu halaman tercekat mendengar ucapan sang anak.

Dia berhenti menyapu dan menoleh. Benar saja. Dia melihat sosok mertuanya berjalan menuju ke rumah. Dia lalu berseru memberi tahu semua orang. “Bapak pulang! Bapak pulaaanggg….!” Pagi hening seketika pecah oleh kehebohan. Seluruh keluarga berkumpul, para tetangga berhamburan, ingin melihat keadaan Mbah Parijan.Mbah Parijan yang jadi pusat perhatian terlihat bengong dan bingung. Seperti orang linglung.Ketika ditanya dari mana saja, orang tua itu membisu.

Tak sepatah kata terucap dari bibirnya. Dia duduk di bale bambu dengan pandangan menerawang. Keluarganya jadi iba.Mereka lalu meminta para tetangga keluar dari ruangan. Kepulangan Mbah Parijan memang melegakan hati keluarganya. Mereka senang orang tua itu telah kembali.Namun, kepulangannya itu menimbulkan keprihatinan. Laki-laki tua itu telah berubah.Dia tidak mampu lagi bicara alias gagu. Tingkah lakunya pun aneh,seperti orang linglung.

Dia seakan tidak mengenali lagi anggota keluarganya. Tapi kondisi ini coba diterima mereka. Mungkin Mbah Parijan sudah jatuh pikun! Sementara di luar berkembang cerita mengenai hilangnya Mbah Parijan selama beberapa hari. Seperti obrolan segerombol laki-laki di warung itu. “Aku yakin Mbah Parijan pergi ke alam bunian.Dia diajak siluman penghuni alam gaib. Mungkin dia telah kawin sama siluman.” “Ah, mana mungkin.

Mbah Parijan kansudah tua?” “Alam gaib tak mengenal tua muda, karena di sana waktu tidak berjalan seperti di alam nyata.Hanya orang-orang berilmu sakti bisa mendatangi tempat tak kasatmata itu!” “Mbah Parijan punya ilmu kesaktian?” “Iyalah, namanya juga orang jadul alias jaman dulu.Coba kalian tebak, berapa umur Mbah Parijan?” “Tujuhpuluh tahun!” “Salah! Umurnya sudah di atas seratus tahun!” Semua terkejut dan takjub mendengar keterangan orang itu.

Yang lain kemudian menambahi. “Mbah Parijan mungkin punya ilmu rawa rontek. Itu lo ilmu kesaktian yang bikin orang jadi sulit mati. Seperti kalian tahu, Mbah Parijan menderita komplikasi penyakit berat, tapi anehnya tak juga mati. Padahal kalau orang biasa mungkin sudah mati dari kemarin!” Apa yang dikatakan orangorang itu sesungguhnya hanya berdasar prasangka atau dugaan semata. Karena kenyataannya belum ada seorang pun membuktikan kebenarannya.

Mereka hanya menafsirkan keganjilan dan keanehan yang melingkupi kehidupan Mbah Parijan.Walau demikian, cerita itu sudah kadung merasuk ke dalam jiwa orangorang. Mereka pun meyakini hal ini.Mereka percaya Mbah Parijan punya ilmu rawa rontek dan percaya orang tua itu telah kawin dengan manusia siluman penghuni alam bunian! “Dan tahukah kalian, orang yang punya ilmu rawa rontek baru bisa mati kalau ilmunya sudah diturunkan atau ditransfer kepada orang lain!” kata orang itu membuat orang-orang makin yakin dan takjub.

Sejak tersebar kasak-kusuk bahwa Mbah Parijan memiliki ilmu rawa rontek dan dapat menembus alam gaib, banyak orang berdatangan ke rumah orang tua itu. Mereka bukan hanya datang dari daerah setempat, tapi juga dari luar daerah. Mereka juga berasal dari berbagai kalangan. Ada pejabat, pengusaha,PNS,guru,polisi, tentara, buruh, bahkan pengangguran. Mereka berkeinginan bisa mewarisi ilmu rawa rontek milik Mbah Parijan. Mereka rela mengantre menghadap orang tua itu di biliknya.

Keluarga Mbah Parijan pun tak kuasa menghalangi kedatangan mereka. Karena mereka yang datang tak segan memberikan uang dalam jumlah tak sedikit. Mereka pun tak kecewa meski Mbah Parijan tak juga mau bicara, mereka akan datang lagi di waktu lain. Konon,tanda bahwa Mbah Parijan sudah mewariskan ilmunya bila orang tua itu mau bicara pada orang yang dianggap tepat sebagai pewaris. Dan kenyataan, meski sudah puluhan orang sowan kepadanya tak satu pun berhasil mendengar sepatah kata dari orang tua itu.

Keluarga Mbah Parijan sebenarnya tak yakin orang tua itu punya ilmu rawa rontek.Sebab,mereka tak pernah mendengar langsung dari mulut Mbah Parijan. Anak-anaknya pun tak pernah melihat ayah mereka mempraktekkan ilmunya.Yang mereka tahu, ayah mereka petani ulet. Beliau juga tak pernah sakit selama mudanya. Baru pada usia tua ini jatuh sakit. Dan anehnya, begitu jatuh sakit segala jenis penyakit bersarang di tubuhnya. Mungkin itu sebagai pertanda bahwa dia harus segera mewariskan ilmunya agar jalan menuju kematian lebih mudah!

*** Malam itu… Pardi terjaga dari tidur. Dia turun dari ranjang dan berniat ke belakang.Ketika akan melewati ruang tengah, dia tercekat mendengar sayup suara orang bercakap- cakap di dalam kamar Mbah Parijan, ayahnya. Penasaran Pardi menghampiri dan menyibak kain gordin yang menutup pintu. Dan matanya terbelalak melihat Toni,putranya yang masih empat tahun, berdiri di dekat ranjang kakeknya.

Sementara Mbah Parijan berbaring dengan mata terpejam. “Ngapain kamu di sini?” tanya Pardi pada putranya. “Kakek tadi memanggil Toni,” jawab anak itu dengan lugu. Penasaran Pardi mendekati ayahnya dan memegang tubuhnya. Wajahnya berubah pucat pasi, tubuh ayahnya sedingin es dan tak bergerak sama sekali.Dia semakin yakin ayahnya telah berpulang. Tapi yang membuatnya shock, sebelum mati ayahnya sempat berbicara pada Toni. Cerita orang tentang ilmu rawa rontek memenuhi benaknya.Kengerian, ketakutan, sekaligus kegundahan bercampur aduk dalam hatinya. Dia lalu memandang putranya seksama seperti memandang sosok menyeramkan